Jakarta (WWT) - Negara Arab Saudi adalah Negara MONARKI ABSOLUT, jadi
sebahagian dari para Pemimpin Politik, Pemimpin Agama Sangat
Menginginkan Bangsa / Rakyat Indonesia dibuat seperti itu !!!!
Mereka
bekerjasama dengan para Pengusaha/Kartel Binaan yang juga menginginkan
supaya Potensi Sumber Daya Manusia Jangan Berkembang dan Meningkat Pesat
di Indonesia!!!
Sebab Rakyat yang MISKIN Mayoritas adalah BODOH, sebab
MEREKA dipaksa Mengejar Mimpi Jadi Orang Kaya TAPI MEMBUTUHI Kehidupan
Tiap Hari saja SEMAKIN SULIT, BAGAIMANA MAU MENINGKATKAN SDM !!!
Sementara Ekonomi Bangsa ini DIKUASAI SELURUHNYA oleh 2 % para
Konglomerat dan Penguasa PENJILAT !!!
Copas dari tetangga: Kedatangan Raja Salman ?
Moelis & Co di tunjuk sebagai penasehat investasi untuk IPO Aramco.
Berita IPO ini mengejutkan dunia. Perjalanan kenegaraan Raja Salman ke Indonesia, Malaysia , Jepang dan China adalah dalam rangka IPO itu. Karena ini merupakan pelepasan saham terbesar di dunia dengan kapitalisasi ARAMCO di harapkan mencapai USD 2 trilion.
Moelis & Co
adalah perusahaan boutique investment yang didirikan oleh konglomerat
Yahudi Kenneth D. Moelis tahun 2007 dan kemudian memindahkan markas
ASIA nya ke Beijing.
Sekarang apakah itu Aramco ? Ini
adalah perusahaan minyak yang awalnya bernama Standard Oil Company of
California (SOCAL) yang mendapat konsesi minyak di Timur tengah tahun
1930.
Ketika awal beroperasi, Perang Dunia II pecah, dan Presiden
Roosevelt berusaha untuk menasionalisasi SOCAL namun digagalkan oleh
Kongress karena lobby Yahudi.
Kemudian SOCAL melibatkan Texaco yang
kemudian menjadi CALTEX . Untuk memperluas operasi bisnis minyak
tersebut, bergabung lagi perusahaan Standard Oil of New Jersey ( Exxon)
dan Standard Oil of New York ( Mobil). Aliansi ini disebut dengan Arab
America Corporation (ARAMCO), yang kini tumbuh menjadi perusahaan
minyak terbesar didunia.
Semua perusahaan itu pendirinya adalah Yahudi,
yang bermitra dengan BUMN Arab Saudi (Saudi Aramco).
Selama
beroperasi Saudi ARAMCO menjadi perusahaan tertutup. Namun kini terbuka
kepada publik untuk di lepas.
Mengapa ? Karena minyak bukan lagi produk
strategis sejak di temukannya energy alternatif. Sebagai solusi ,
diperlukan restrukturisasi bisnis atau bangkrut.
Rencana bisnis kedepan
adalah melakukan diverifikasi investasi, dengan sumber dana melalui
pelepasan saham ke publik. Sehingga porsi Business kelak tidak lagi 100%
tergantung kepada minyak.
Lantas kemana arah
Diversikasi investasi hasil IPO itu?
Pertama adalah mendukung mitra
strategis yang berhubungan dengan peningkatan kinerja perusahaan. Yaitu
mendukung aliansi dengan pembeli terbesar (main buyer) yaitu Jepang,
China, Indonesia, dan AS.
Maklum bahwa ikatan dengan main buyer dalam
jangka panjang akan menjaga stabilitas nilai saham Aramco di bursa.
Kedua, mengalihkan investasi di bidang financial network untuk menjaga
likuiditas Perusahan melakukan leverage.
Dengan demikian maka Aramco
akan terjamin pertumbuhannya, dan bisa terus memberikan Deviden untuk
memenuhi APBN Saudi yang beberapa tahun belakangan ini defisit.
Mungkin
dengan Jepang dan AS tidak ada masalah bagi Aramco untuk memperkuat
aliansi jangka panjang. Tapi dengan China dan Indonesia agak sulit.
Karana China sudah terikat aliansi dengan Iran dan Rusia. Sehingga agak
sulit terjadi aliansi permanen. Kecuali case by case.
Dengan Indonesia
juga agak sulit karena Indonesia sudah lebih dulu berhubungan dengan
Iran dan Rusia dalam proyek refinery dan trading. Tapi Arab Saudi nampak
yakin bisa menarik Indonesia dan meng-eliminate Iran dan Rusia melalui
kedekatannya dengan elite politik Islam di Indonesia.
Sebagai langkah
awal Saudi akan mempercepat penyelesaian pembangun kilang Cilacap yang IV
dengan Pertamina dan membeli saham Petronas yang sedang terjepi. Dari
ini digunakan sebegai pintu masuk pasar retail Indonesia. Ya karena
Petronas sudah punya izin beroperasi di Indonesia.
Harapan
Pemerintah Jokowi dengan rencana strategis Raja Arab men-divestasi
Aramco adalah agar Indonesia bisa memainkan kartu dengan cantik, baik
dalam bargain politik menjinakkan kelompok Islam radikal di Indonesia
maupun mendapatkan term yang exciting dalam kemitraan investasi kepada
Iran/ Rusia atau Arab.
Siapapun yang menjadi mitra, dibalik kekuatan
modal tetap china, dengan moelis & Co sebagai proxy..
Kesimpulan : *it's all about money...not religion or heaven*
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Political Economy
Thanks for reading Agama Dibungkus Pake Uang. Please share...!