Penulis Denny Siregar Diterbitkan Selasa, Maret 07, 2017
Korupsi
e-KTP bisa jadi termasuk mega korupsi. Proyek sebesar 6 triliun itu
melibatkan banyak orang ternama dan aliran dana ratusan miliar untuk
meng-golkan-nya.
Dari pengembalian dana e-KTP ke KPK
saja yang melibatkan 14 saksi dari anggota DPR sampai pengusaha, sudah
terkumpul 250 miliar rupiah. Kerugian negara diperkirakan 2,3 triliun
rupiah, bahkan mungkin lebih besar.
Tapi menarik melihat
ada anomali dibalik korupsi e-KTP ini. Dan anomali itu bernama Ahok.
Melacak jejak keterlibatan Ahok dalam korupsi ini, saya menemukan
beberapa fakta yang mengagetkan.
Pada saat mega korupsi
itu terjadi, Ahok duduk sebagai anggota DPR RI dari Golkar di komisi II.
Ahok ternyata tercatat sebagai orang yang menentang pembuatan e-KTP
itu.
"Dari dulu saya sudah protes di komisi II enggak
perlu bikin e-KTP. Pakai BPD ( Bank Pembangunan Daerah ) saja seluruh
Indonesia. Kayak mahasiswa bank bikinin, bukti KJP pakai bank DKI, sama
kan. Ngapain bikin begitu uang triliunan.." kata Ahok gemas.
Bahkan
Ahok -yang terkenal pelit itu- berteriak, "Ngapain boros-boros biaya,
kasih saja e-KTP itu di buat serta dikelola BRI. Selain praktis, dapat
dipakai jadi ATM sekalian. Semua Masyarakat Indonesia yang berumur 17
tahun punya ATM. Kalau bisa begitu, BRI mungkin saja jadi bank terbesar
se Asia Tenggara".
Teriakan Ahok ini meresahkan banyak
orang -teman-temannya sesama anggota DPR-. Mereka mendesak pimpinan
fraksi untuk memindahkan Ahok dari komisi II.
Nurul
Arifin kemudian mendatangi Ahok dan menyampaikan keluhan mereka. "Hok,
ini fraksi ngomong ke gue nih, lu mau dipindahin dari Komisi II. Karena
kasus e-KTP, lu itu terlalu galak dan ribut-ribut melulu, mana lu mau
bikin pembuktian terbalik, UU Pemilukada, macem-macem, jadi lu mau
dipindahin.." ancam Nurul Arifin.
"Pindah kemana?" Tanya Ahok heran.
"Komisi VIII bidang agama.." Kata Nurul Arifin.
"Komisi VIII bidang agama.." Kata Nurul Arifin.
Ahok
digertak begitu bukannya mengkeret. Ia balik mengancam, " Oke, lu kasih
tahu tuh fraksi ya, bos-bosnya semua, nanti kalau gue di Komisi VIII,
gue bongkar tuh mark up dana naik haji semuanya'. Yang bongkar
non-Muslim pula".
Nurul Arifin yang ditugaskan melobbi
Ahok seperti menemui batu karang. Ia kemudian melapor bahwa Ahok ga bisa
di hohohihi seperti anggota DPR lainnya. Lebih bahaya Ahok di komisi
agama, bisa kacau kalau ia bongkar markup dana haji yang nilainya segede
gajah tapi gak terliat itu.
Beberapa hari kemudian,
dengan kesal dan frustasi Nurul Arifin nyamperin Ahok lagi. "Sekarang lu
mau gabung ke komisi mana? Asal jangan gabung di Komisi II lagi karena
komisi lagi bikin UU Pemilukada dan keberadaan lu ngerepotin',"
Ahok
dengan santai ala Donnie Yen yang menghadapi 10 karateka Jepang dalam
Ip Man pertama, berkata, "Di komisi mana pun gue berada, pasti
keberadaan gue buat lu orang sakit kepala,".
"Ya sudah,
lu tetap di Komisi II saja, tapi jangan banyak ngomong ya," Nurul Arifin
pasrah bongkokan. Ia sudah capek ngerayu Ahok yang teguh seperti pria
jomblo tak pernah kesepian.
Sebelum akhirnya Golkar
bergabung dengan koalisi partai pendukung Ahok, Nurul Arifin termasuk
orang yang selalu berbicara keras tentang Ahok di media massa. Mungkin
ia dendam, kak emma..
Ahok memang tidak banyak bicara
tentang e-KTP lagi sesudah itu, sampai kemudian korupsi ini terbongkar
oleh KPK. Dan kemungkinan ia termasuk yang selamat karena tidak menerima
uang sepersenpun disana.
Tinggal mereka yang dulu
memusuhinya karena sikap kerasnya, kelojotan ketika KPK mulai bermain
keras dengan membongkar korupsi besar itu.
Jadi tahu kan siapa Ahok sebenarnya?
Begitu
mudah dan menggiurkannya peluang bagi dia waktu itu disana. Bisa jadi
mulut tajamnya ditutup sekian belas miliar rupiah dan ia melenggang
sebagai orang kaya raya. Tapi ia tidak mau dan terbukti keputusan itu
menyelamatkannya sekarang ini.
Tuhan masih sayang padanya.
Sambil
seruput secangkir kopi saya membayangkan, jika saya ada di posisinya
belum tentu saya bisa seteguh dia. Mungkin saya ada di barisan yang sama
dengan mereka-mereka yang mengembalikan duit ke KPK.
Ah,
Ahok... boleh saya tuang secangkir kopi sasetan untukmu? Ajarkan saya
tentang keteguhan dalam bersikap yang benar. Yang bisa bersikap
sepertimu hanya orang yang sudah selesai dengan dirinya.
Copyright © 2017 Denny Siregar All Right Reserved
Designed by Arlina Design Powered by Blogger
Disalin : Dari WA Grup
Designed by Arlina Design Powered by Blogger
Disalin : Dari WA Grup
Labels:
Prilaku Pemimpin
Thanks for reading Ahok dan Korupsi E-KTP. Please share...!