Kini sudah semakin jelas, Anies Baswedan bukanlah tokoh utama dalam Pilkada DKI.
Anies
harus sadar dia sedang digunakan sebagai kuda tunggangan, sebagaimana
pemuka agama seperti Arifin Ilham yang fotonya terpampang di sini.
Kalau Anies sampai menang, ini bukanlah kemenangan Anies tapi kemenangan kubu keluarga Soeharto, terutama Tommy Soeharto.
Ini
jelas terlihat dalam acara Dzikir dan Shalawat Bersama Mengenang 51
Tahun Supersemar, yang diselenggarakan di Masjid At Tin, 11 Maret 2017.
Tommy menjadi pusat perhatian. Dan dia layak menjadi pusat perhatian.
…..
…..
Orang
seperti Tommy tidak bisa dilihat sebagai ‘pendukung’ Anies.Orang ini
tak mungkin hanya mendukung. Tommy kini telah menjelma menjadi tokoh
politik yang memang menata langkah-langkahnya secara terencana untuk
maju ke panggung politik. Dan dia akan kembali ke pangung politik untuk,
antara lain, membalas dendam., Tommy adalah sosok fenomenal dalam
politik Indonesia. Lahir 15 Juli 1962, Tommy bisa dibilang sebagai putra
bungsu Soeharto yang sering membuat masalah, bukan hanya pada diri dan
keluarganya, namun juga bangsa Indonesia.
Ia
terbukti mendalangi pembunuhan, terbukti korupsi, menguasai projek yang
memiskinkan rakyat, bergaya hidup mewah, dan digosipkan menjalin
hubungan dengan banyak artis.
Dulu ia mungkin bisa dilihat sebagai ‘anak bawang’. Tapi kini ia sudah menjelma menjadi ‘raksasa’.
Manuver Tommy sebagai politisi sudah tercium sejak sekitar 2015.
Saat itu, tiba-tiba saja muncul akun twitter Tommy Soeharto. Ia secara konstan menyerang Ahok, dan sesekali Jokowi.
Tommy yang semula dikenal sebagai pebisnis tiba-tiba saja fasih bicara politik, dengan visi kerakyatan.
Pada
2016, Tommy mengecam pernyataan Ahok yang meminta agar PLN tidak
mengalirkan listrik di kawasan tanah negara yang didiami secara ilegal
oleh warga yang menolak untuk direlokasi. “Itu Otak Apa Tahu??..Memimpin
jangan semau gue, jangan Asal Asbun, warga kurang mampu jangan terus di
tekan, Anda itu siapa? Warga mana?”
Pada
2017, Tommy mulai secara terbuka bicara langsung pada wartawan untuk
menyerang Ahok. Segera setelah putaran pertama Pilkada 2017, Tommy
menyatakan bahwa hasil Pilkada menunjukkan adanya ancaman dari etnis
Tionghoa terhadap demokrasi dan pribumi Indonesia. Tommy bahkan menyebut
kaum etnis Tionghoa telah berkhianat pada bangsa Indonesia.
Tommy
membentuk dan menjadi ketua Partai Berkarya pada 2016. Tommy memilih
untuk mengambil jalur partai baru karena menganggap Partai yang dulu
dibentuk ayahnya, Golongan Karya, sudah tidak bisa lagi diharapkan.
Partai berkarya dibrand sebagai partai yang menjadi ‘wadah kerinduan
pada masa Pak Harto.
Tommy
juga diduga menyalurkan dana untuk membantu aksi-aksi Bela Islam pada
November sampai Januari lalu. Tommy memang dekat dengan Firza Husein,
wanita yang diduga memiliki hubungan gelap dengan Rizieq Shihab. Firza
dalam hal ini adalah ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana. Melalui
YSSC inilah diduga aliran dana dari Tommy mengalir ke gerakan-gerakan
anti Ahok.
……
Tommy adalah manusia berbahaya.
Tommy
masuk penjara pada 2001 setelah terbukti menjadi dalang pembunuhan
Ketua Muda Bidang Hukum Pidana Mahkamah Agung (MA), Syafiuddin
Kartasasmita (60).
Tim polisi yang menyelidiki dan menangkap Tommy ini adalah Tim Kobra yang dipimpin Kapolri saat ini, Tito Karnavian.
Korban
dibunuh diduga karena menjatuhkan vonis hukuman penjara 18 bulan
penjara dan denda Rp 30 miliar kepada Tommy yang dianggap terbukti
bersalah dalam kasus tukar guling PT Goro Batara Sakti (GBS) dan Bulog.
Tommy kabur ketika hendak dipenjara.
Tommy
kemudian memerintahkan dua pembunuh bayaran menghabisi nyawa sang
hakim. Berkat kerja keras Tim Kobra, Tommy kemudian tertangkap.
Tapi
Tommy ternyata memperoleh banyak keistimewaan. Dua pembunuh bayaran
yang dibayar Tommy dihukum penjara seumur hidup, sementara Tommy hanya
divonis penjara 15 tahun. Bahkan kemudian Mahkamah Agung di bawah Bagir
Manan memutuskan untuk mengurangi hukuman pada Tommy menjadi 10 tahun.
Tommy
seharusnya baru keluar dari penjara tahun 2011. Namun berkat enam kali
revisi yang diperolehnya, total hukuman yang harus dijalaninya hanya
tujuh tahun. Lebih hebat lagi, Tommy bahkan sudah bisa keluar dari
penjara pada 2006 dengan status bebas bersyarat.
Dengan kata lain, Tommy sebenarnya hanya menjalani hukuman di penjara selama 5 tahun!!!!!
….
Tommy adalah anak emas Soeharto yang sejak muda terlibat dalam dunia bisnis. Tapi sama sekali tidak dengan reputasi harum.
Dengan kata lain, Tommy sebenarnya hanya menjalani hukuman di penjara selama 5 tahun!!!!!
….
Tommy adalah anak emas Soeharto yang sejak muda terlibat dalam dunia bisnis. Tapi sama sekali tidak dengan reputasi harum.
Pada
tahun 1980an, ia diduga menggunakan tentara untuk memaksa sejumlah
pemilih tanah di Nusa Dua serta Pantai Dreamland Bali untuk menjual
tanah mereka dengan harga murah. Kabarnya sampai saat ini, tanah-tanah
itu masih dalam dalam kekuasaan perusahaan-perusahaan Tommy.
Di
usia 22 tahun, Tommy sudah membangun kerajaan bisnis Grup Humpuss yang
bergerak di bidang energy, batu bara, petrokimia serta transportasi.
Kerajaan ini ambruk begitu Orde Baru Tumbang.
Salah
satu bentuk kejahatan Tommy di era Soeharto adalah ketika ia memperoleh
hak monopoli menjual hasil cengkih dari petani, melalui Badan Penyangga
Perniagaan Cengkeh (BPPC) yang dikendalikannya pada 1992.
Sebelum
BPPC dibentuk, petani cengkih bebas menjual langsung kepada pedagang
melalui Koperasi Unit Desa (KUD). Sejak 1992, petani harus menjual
cengkihnya kepada BPPC yang akan menangani penjualan kepada
perusahaan-perusahaan rokok.
Banyak
kepustakaan menunjukkan BPPC menjadi mesin keruk korupsi bagi Tommy dan
kawan-kawan di BPPC. Dengan memanfaatkan posisi monopolinya, BPPC
mengeruk keuntungan besar dengan mengabaikan kesejahteraan petani
cengkih. BPPC membeli cengkih dari petani dengan harga murah dan
menjualnya pada pabrik rokok dengan harga mahal. Selisih itu tidak
disalurkan untuk membantu petani, meliankan untuk memperkaya Tommy dkk.
BPPC bubar pada 1998, di tahun jatuhnya Soeharto, dengan meninggalkan kerugian negara yang diduga mencapai Rp 3 triliun.
Kerugian
negara juga terjadi dalam progam mobil nasional yang ditangani Tommy,
Timor. Dalam kasus ini, program yang seharusnya berorientasi pada
produk mobil yang diproduksi di dalam negeri, malah menjadi sarana
pengimpran built up mobil produksi KIA (Korea Selatan) tanpa dibebani
bea masuk. Program ini duduga merugikan negara Rp 3,4 triliun.
Tommy juga kerap digambarkan sebagai ‘petualang cinta’.
Ada
banyak nama wanita yang dikabarkan menjalin hubungan cinta dengan
Tommy. Ia misalnya dikabarkan menjalin hidup bersama dengan Maya
Rumantir dalam waktu cukup lama, sehingga memiliki satu anak. Setelah
putus dengan Maya, Tommy menjalin hubungan dengan nama-nama terkenal.
Istri
resmi Tommy adalah Tata, yang memberinya dua anak. Pernikahan itu
berakhir pada 2007, setelah Tommy lepas dari penjara. Tommy juga
digosipkan menikah siri dengan model Sandy Harun.
Beberapa nama lainnya adalah: Manohara, Tamara Blezskinsky, Nadine Candrawinata, Catherine Wilson dan Andi Soraya.
…..
…..
Kini Tommy kembali.
Tidak ada yang tahu berapa kekayaan persis Tommy. Tapi yang pasti berlimpah.
Tahun
lalu, ia menyatakan siap membawa pulang aset-asetnya di luar negeri.
Ketika itu secara terbuka, Tommy menyatakan ia memiliki banyak asset --
saham, reksa dana, piutang, dsb – yang tersimpan di berbagai negara.
Masalah
terbesarnya adalah, Tommy kembali dengan menyimpan dendam. Ayah yang
sangat menyayanginya digulingkan, kerajaan bisnisnya ambruk, dan ia
harus masuk penjara selama beberapa tahun. Tito Karnavian yang
menangkapnya sekarang bahkan sudah diangkat menjadi Kapolri.
Kini ia akan membuat perhitungan.
Anies
Baswedan akan menjadi sosok yang menentukan sejarah Indonesia ke depan.
Hanya saja ini bukan soal Anies, melainkan soal Tommy Soeharto,
Cendana, Prabowo, Hari Tanu, Reza Chalid dan mafia hitam lainnya.
Anies, sadarlah. Anda sedang membuka pintu bagi kembalinya sejarah hitam Indonesia.
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Politics
Thanks for reading Anies Baswedan Kuda Tunggangan Tommy. Please share...!