Jakarta (WWT) - Awalnya banyak yang meragukan, tetapi apa kata pepatah, biar waktu yang membuktikan...
Kecerdasan Jokowi Tundukkan Iran, Arcandra Lincah, Singapura Panas Dingin.
Kecerdasan Jokowi Tundukkan Iran, Arcandra Lincah, Singapura Panas Dingin.
BY TRIK ONMARCH 11, 2017 EKONOMI
Kita
lupakan sejenak kegaduhan pilkada DKI, ternyata ada yang lebih penting.
Apakah itu ? Indonesia saat ini pada posisi gawat darurat minyak bumi.
Lihat nih data dari ESDM, cadangan terbukti (proven reserve) hanya
sekitar 3.7 miliar barel.
Jadi kalau saat ini
kita pompa sehari 1 juta barel per hari (bph) maka akan habis dalam
waktu 10 tahun saja. Catatannya kita hanya duduk diam sambil pompa saja
lho.
Pakde Jokowi semenjak menjabat
mengetahui hal ini, maka hal pertama yang harus dituju adalah negara
penghasil minyak. Ingat kunjungan ke Arab Saudi tahun 2015 sesaat
setelah menjadi Presiden dan Iran tahun 2016, semuanya bertujuan untuk
pengamanan pasokan minyak bumi. Arab Saudi sepertinya lama merespon dan
Iran malah yang cepat merespon. Eh . . . kaum titik-titik malah membuat
isu kalau pakde jadi Syiah, mbok mikir dikit !
Saat ini hampir 50% BBM harus diimpor saja, dan harga BBM sudah nongkrong diangka Rp 6.500 (premium). Apabila 100% sudah impor harga BBM jadi berapa ? Bisa-bisa harganya jadi Rp 10.000 per liter, lha wong BBM naik Rp 500 saja demonya bisa 3 bulan, apa malah bikin repot dan gaduh saja. Saat ini Indonesia sudah sangat ketinggalan infrastrukturnya kalau cuma ngurusin BBM naik ya kapan nawacitanya kelar.
Inilah
yang tidak dipahami oleh pemimpin terdahulu, sejak reformasi si bos
partai pada sibuk nyari posisi, kalau tidak puas bikin gaduh,
dikit-dikit mau bikin Pansus. Satu contoh kejadian yang paling
menyebalkan adalah ketika DPR melakukan revisi UU MD3 hanya untuk
kepentingan sesaat. Hanya bikin semakin muak saja dengan polah tingkah
wakil rakyat.
Bukannya bantu malah ngrepoti
Pakde Jokowi yang sedang kerja benar, kan jarang-jarang kita memiliki
pemimpin yang benar. Makanya Jokowi harus bergerak cepat, entah
mendapatkan cadangan minyak baru atau mempersiapkan kilang minyaknya.
Menaklukan
penguasa padang pasir bukanlah hal sederhana, perlu kepercayaan dan
sikap jujur. Pakde Jokowi berhasil menaklukkan Iran cuma dalam waktu 3
bulan saja. Indonesia boleh “ngebor” di Lapangan Ab-Teymour dan
Mansouri.
Arab Saudi meradang
Tepatnya
seminggu sebelum kedatangan Raja Salman di Indonesia, Arcandra sudah
menandatanggani kesepakatan untuk mengelola lapangan minyak Ab-Teymour
dan Mansouri. Pantas saja Arab Saudi harus bergerak cepat supaya mereka
tidak ketinggalan pengaruhnya di Indonesia atas Iran.
Makanya
Arab Saudi mulai merayu Indonesia dengan janji investasinya, serta ikut
mengamankan market potensial kedepannya. Iran yang telah lepas dari
embargo ekonomi jelas mencari dana segar, market disamping bonus
dukungan politik di tingkat percaturan internasional. Jadi kesepakatan
bilateral ini sebuah paket yang saling menguntungkan kedua negara.
Pakde memang cerdas bisa memainkan permasalahan geopolitik timur tengah untuk keuntungan Indonesia. Mau tahu berapa cadangan di kedua lapangan minyak itu, sekitar 3 miliar barel (proven reserve). Wow, itukan hampir setara dengan cadangan minyak kita, Good Job Pakde, sekali lagi langkahmu sudah mengamankan ketahanan energi Indonesia.
Alcandra
Sang
Wakil Menteri ESDM ini langsung bergerak cepat, Pertamina disuruh
bekerja sama dengan NIOC untuk berpartner supaya dapat langsung
berproduksi.
Lapangan Ab-Teymur
Ladang minyak ini berada di Provinsi Kuzhestan. Menurut data NIOC memiliki kapasitas produksi 60 ribu bph (barel per hari)
Lapangan Mansouri
Ladang minyak ini juga berada berada di Provinsi Kuzhestan, dan berproduksi sekitar 140 ribu bph (barel per hari)
Pertamina bersama NIOC akan bekerja sama membentuk joint working group sehingga dapat segera menghasilkan produksi minyak. Kerjasama ini ditargetkan dapat menambah kapasitas produksi nasional sebesar 300.000 berel per hari dari sebelumnya 200.000 barel per hari dari lapangan luar negeri.
Ladang minyak ini berada di Provinsi Kuzhestan. Menurut data NIOC memiliki kapasitas produksi 60 ribu bph (barel per hari)
Lapangan Mansouri
Ladang minyak ini juga berada berada di Provinsi Kuzhestan, dan berproduksi sekitar 140 ribu bph (barel per hari)
Pertamina bersama NIOC akan bekerja sama membentuk joint working group sehingga dapat segera menghasilkan produksi minyak. Kerjasama ini ditargetkan dapat menambah kapasitas produksi nasional sebesar 300.000 berel per hari dari sebelumnya 200.000 barel per hari dari lapangan luar negeri.
Sekali
lagi visi kedepan Jokowi tentang ketahanan energi memang harus dapat
dikerjakan atau dipahami oleh orang yang memang cakap dan profesional.
Arcandra sekali lagi telah membuktikan kemampuannya untuk mengeksekusi
nawacita.
Apakah tidak keren Indonesia memang harus mulai memiliki cadangan energi di luar negeri, karena minyak bumi tidak dapat diciptakan. Kilang minyak Indonesia juga memerlukan supply minyak mentah yang kontinu dan murah. Bayangkan saja memiliki kilang minyak tetapi tidak memiliki bahan baku, mau diapakan nantinya kilangnya ?
Singapura panas dingin
Kenapa
ketahanan energi penting ? Saat ini ketahanan energi Indonesia
peringkat 69 dari 129 negara, untuk cadangan BBM baru sekitar 3 minggu
saja. Apa tidak ngeri melihat cadangannya, kalau perang terus gimana ?
Apakah peralatan perangnya masih bisa beroperasi tanpa BBM.
Entah
siapakah yang bodoh atau sengaja memelihara kondisi rentan ini, Jokowi
jelas jengkel kepada Singapura karena mereka bisa memproduksi BBM
sekitar 2.3 juta bph dan Indonesia minus 800 ribu bph. Makanya sambil
mencari minyak di Arab, Singapura harus disikat karena secara tidak
langsung membuat Indonesia tergantung BBM dari sana.
Negara
kecil kok mau mengatur Indonesia, sudah bukan jamannya lagi. Pakde
Jokowi juga kecil, Singapura juga kecil, hanya sel-sel kelabu otaklah
yang akan menjadi pemenangnya. Memangnya Jokowi itu Hercule Poirot, yang
jelas sama cerdas dan tajam melihat hal yang tidak terlihat.
Indonesia
terlalu lama memelihara Petral, masih ingat bagaimana susahnya kongsi
ini harus disikat. Jokowi hanya perlu 6 bulan saja untuk menginvestigasi
dan akhirnya sukses di shutdown. Para pemimpin terdahulu selalu
tersandera oleh kepentingan partai atau korporat karena pemerintahannya
harus bagi-bagi jabatan dan balas budi atas sumbangan saat kampanye.
Pemimpin terdahulu pada ngapain saja ya ? Petral ternyata hanya seekor kucing yang dikira singa.
Sekali
bergerak Pakde Jokowi juga ikut membuat gerah Singapura. Belum selesai
tax amnesty kini BBM mau disikat Jokowi. Singapura dalam beberapa tahun
kedepan harus mencari pembeli baru karena Indonesia sudah tidak
memerlukan mereka. Enak sekali mereka selama ini dengan memainkan
Petral.
Sekarang semakin terang benderang
bahwa Jokowi memang harus digoyang karena uang yang biasa mengalir
triliunan setahun harus berhenti gara-gara Jokowi.
Salam NKRI
Labels:
Politics
Thanks for reading Kecerdasan Jokowi Tundukkan Iran. Please share...!