Lebih memprihatinkan lagi, karena area
yang rusak sebenarnya masuk dalam zona inti Kawasan Konservasi Perairan
Daerah Selat Dampier. Di Kawasan Selat Dampier ini terdapat 50 titik
selam ikonik, antara lain; Blue Mangrove, Eagle Rock, Manta Point, dan
Cape Kri.
Adakah persaingan dari sisi “Tujuan
Lokasi Wisata Penyelaman?” Kalau tidak bodoh sekali Kapten Kapal yang
seharusnya mengetahui rambu-rambu, yang juga telah dilengkapi dengan
peralatan canggih.
Bagi penyelam, kawasan ini sangatlah
berharga, karena kawasan ini memiliki keragaman koral tinggi, yang
menjadi tempat memijah beragam jenis ikan komersial, dan menjadi area
ketahanan pangan bagi Raja Ampat dan sekitarnya.
Melihat kejadian ini, dapat dikatakan
bahwa kita kurang peka terhadap ATHG Kelautan, karena Terumbu Karang
butuh waktu lama untuk tumbuh kembali, sementara Terumbu Karang itu
“Jualan Wisata Kita”. Kalau itu rusak, kita juga kehilangan potensi
ekonominya. (ssm)
Foto : IstimewaSumber : http://indonesiamandiri.id/berita-utama/275-kerusakan-trumbu-karang-raja-ampat,-antara-kebodohan-dan-persaingan-bisnis-wisata.html