Jakarta (WWT) - Saya dulu sering bercanda tentang isu kebangkitan PKI di Indonesia. Bahkan ketika Kivlan Zein bicara tentang adanya 15 juta anggota PKI di Indonesia, saya membuat surat terbuka untuknya. Dan seperti biasa saya dicaci maki fans beliau yang saya tanggapi dengan senyum lebar karena saya berfikir, "kok bodoh benar ya percaya gituan.."
Tetapi ketika saya melihat perbincangan banyak grup di bumi datar, saya kaget juga. Isu PKI itu ternyata sangat efektif dan dibangun kembali pelan-pelan. Begitu banyak yang mempercayainya seperti mereka mempercayai agamanya.
Melihat kasus Teten Masduki yang dituding PKI oleh Alfian Tanjung yang dianggap ustad oleh jamaahnya, saya mulai menangkap benang merahnya. Apalagi ditambah politisasi masjid seperti yang terjadi di Jakarta baru-baru ini.
Islam Indonesia di daerah-daerah adalah Islam kultural. Meskipun diikat dalam bentuk struktrural atau organisasi, tapi pada dasarnya umat Islam yang aktif dalam pengajian maupun majelis-majelis cenderung taklid pada ulama dan ustadnya.
Dan belajar dari kasus keberhasilan menguasai umat melalui masjid dan ulamanya disana, saya melihat bahwa isu PKI kembali dihembuskan dan diperkuat doktrinnya.
Pertanyaannya, kemana isu ini akan dihantamkan?
Pola yang sama bisa kita lihat di Suriah.
Isu bahwa Bashar Assad Presiden Suriah adalah syiah yang membantai rakyatnya sendiri dimulai dari masjid-masjid dan tempat berkumpulnya umat. Semakin lama isu ini semakin gencar dengan bumbu yang makin kental dan masuk ke tentara. Tentara terpengaruh dan terpecah dua.
Sebagian dari mereka desersi -bahkan sahabat Assad sendiri yang mempunyai jabatan tinggi- dan bergabung dalam kelompok perlawanan.
Sebagian dari mereka desersi -bahkan sahabat Assad sendiri yang mempunyai jabatan tinggi- dan bergabung dalam kelompok perlawanan.
Isu PKI ini -yang sedang diperkuat sana sini- akan melanjutkan isu penistaan agama. Hanya kali ini sasarannya adalah Jokowi. Meskipun sempat reda, isu ini kembali di perkuat lagi karena dipercaya akan mengulang kesuksesan yang sama ketika menghadapi penista agama.
Para lawan Jokowi akan menbalut dirinya dengan kata "Islam". Belajar dari sejarah bahwa dulu umat Islam yang diprakarsai NU berada di barisan paling depan melawan PKI, maka mereka memanfaatkan situasi itu.
Salah satu partai yang akan terkena dampak dari isu ini adalah PDIP. Jabar akan menjadi ujian yang keras buat PDIP dan siapapun yang dicalonkannya.
Sayangnya, PDIP selalu terlambat mengantisipasi sesuatu yang sebenarnya mudah dideteksi. Mungkin ini akibat partai terlalu gemuk dan sedang berada di pucuk kekuasaan sehingga lamban bergerak dan memutuskan.
Isu Islam vs PKI ini kemungkinan akan membesar. Bermula di Jawa Barat sebagai "basis perjuangan Islam" dan meluas ke pusat saat Pilpres 2019. Model intimidasi, masjid di politisasi akan kita temui kembali saat Indonesia menyelenggarakan pemilu nantinya.
Kenapa model ini akan kembali diadopsi? Karena di Jakarta mereka sukses dan menang..
Ada tiga kelompok yang memanfaatkan isu Islam vs PKI ini.
Pertama, para mafia yang selama ini kehilangan dapur gara-gara Jokowi yang membuat mereka gemuk gak keruan.
Kedua, politikus ambisius yang rakus dan tamak akan jabatan.
Dan terakhir, ini yang paling ngeri. Kelompok ini akan menunggangi dana dari mafia dan ambisiusnya politikus untuk meluncurkan agenda sebenarnya yaitu khilafah.
Para pengusung khilafah ini tidak penting siapa yang akan jadi pemimpin. Buat mereka ketika negara bentrok akibat perebutan kekuasaan saja, itu sudah sukses besar dan memuluskan agenda mereka sebenarnya.
Kelompok yang mengatas-namakan agendanya sebagai "perjuangan Islam" ini akan kembali meneriakkan konsep perang Badar dan model Islami lainnya. Mereka sudah memetakan musuh yang mereka bangun sendiri ,yaitu PKI dan akan dihantamkan kepada Jokowi supaya kredibilitasnya hancur saat pemilu nanti.
Sebelum Pemilu 2019, kita akan melihat konsolidasi mereka di masjid2 dengan ormas2 yang dibiayai dari APBD. Dan dari hasil konsolidasi ini akan diarahkan untuk demo-demo lanjutan yang diarahkan ke Jokowi.
Analisa ini memang ngeri. Tapi belajar dari Suriah, situasi ini bisa saja terjadi. Dan kita melihat apa yang sudah mereka lakukan saat pilkada DKI sebagai contoh apa yang akan mereka lakukan nanti.
Coba sekali-kali bicara sama sekelompok orang bodoh dalam jumlah besar, apa pendapat mereka tentang bangkitnya PKI di Indonesia? Lihat ngerinya pandangan radikal mereka akibat doktrin karena ketidak-tahuan. Mereka yakin sekali bahwa mereka akan berjihad untuk membebaskan negeri ini.
Sejak kemenangan garis keras di DKI, kopi saya pahit sekali. Ini akan menjadi pilpres terkeras yang akan kita lalui.
Salam Perjuangan Bangsa
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Politics
Thanks for reading Islam Berbaju Komunis atau?. Please share...!