Ilustrasi Anak Aniaya Orangtua |
Jakarta, (WWT) - Dulu, ketika kita masih memaknai nilai-nilai leluhur dengan seksama, maka cerita "Anak Membunuh Orangtuanya" hanya dongeng untuk mengingatkan agar kaum para Orangtua tidak terlalu keras memperlakukan Anak"nya.
Tetapi kini, itu bukan dongeng lagi, karena sudah menjadi berita yang umum, karena orang sudah tidak lagi memaknai Kearifan Lokal sebagai nilai-nilai yang harus dan mutlak diikuti.
Orang tua mulai memakai nilai-nilai asing dari Barat (Sebutan Barat - untuk orang Eropa dan Amerika, dan arah Barat - untuk orang Timur Tengah).
Orang Eropa dan Amerika cenderung mengajarkan kita sebagai kaum yang individualistis, sehingga hak orang tua dan anak cenderung sama menurut porsinya, sehingga cenderung menggunakan @StandarTunggal, Saya Boleh - Kamu juga Boleh, atau sebaliknya, Kamu Boleh - Saya juga Boleh.
Lain halnya dengan orang Timur Tengah (Arab), yang cenderung mengajarkan "Kesalahan di luar Dirinya", jadi selalu benar adalah dirinya, sehingga cenderung menggunakan @StandarGanda, Saya Boleh - Tapi Kamu Tidak Boleh, atau sebaliknya, Kamu Tidak Boleh, Tapi Saya Boleh.
Dimana kaitannya dengan Anak Membunuh Orangtuanya???
Saat anak-anak masih kecil, mereka tidak sadar apa yang tertanam dalam pikirannya, yang ada hanyalah fisiknya yang lemah, sehingga mereka hanya menurut kepda Orangtuanya saja.
Saat mereka (Anak-anak) menjadi besar, mereka mulai menggunakan logika yang sama (Saya Boleh - Tapi Kamu Tidak Boleh, atau sebaliknya, Kamu Tidak Boleh, Tapi Saya Boleh) dengan Orangtuanya , sehingga nilai-nilai @StandarGanda ini berbenturan antara Orangtua dan Anak-anak yang kini telah Dewasa. Benturan nilai-nilai inilah yang cepat atau lambat, akan menimbulkan dendam di bawah sadar pada Anak-anak yang kini sudah dewasa, dengan flashback pada kejadian-kejadian saat Anak-anak tersebut masih kecil.
Inilah nilai-nilai yang sedang berkembang di masyarakat pada saat ini. Ayo kita sadar kita punya Kearifan Lokal, yang membuat orang Bahagia (yang memiliki makna lengkap dari sebuah kehidupan yang positif)...
Adapun nilai "Kearifan Lokal" memiliki komitmen, "Perlakukanlah Orang Lain, seperti Kamu ingin Diperlakukan" (SSM)
Adapun nilai "Kearifan Lokal" memiliki komitmen, "Perlakukanlah Orang Lain, seperti Kamu ingin Diperlakukan" (SSM)
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Pola Pikir
Thanks for reading Kenapa Banyak Anak yang Menganiaya Orangtuanya?. Please share...!