Baca juga : Jilbab bukan Ketentuan Agama part 1, part 3 & part 4 |
Jakarta (WWT) - Kita sama-sama tahu bahwa Nusantara adalah Pusat Peradaban Dunia, yang lainnya, kalau tidak menjiplak, ya mencuri terus mengakui budaya Nusantara seolah milik mereka, contohnya Malaysia yang mencoba mengaku-aku Tarian Pendet (dari Bali), Reok Ponorogo, dlsb.
Curian Arab lebih canggih lagi, coba Anda ketik Tari Bali dalam bahasa Inggrisnya "Bali Dance" tapi apa yang muncul adalah "Belly Dance" tarian perut yang tidak ber-akhlak.
Curian Arab lebih canggih lagi, coba Anda ketik Tari Bali dalam bahasa Inggrisnya "Bali Dance" tapi apa yang muncul adalah "Belly Dance" tarian perut yang tidak ber-akhlak.
Sebagai Pusat Peradaban, seyogyanya kita justru mempertahankan Budaya Leluhur yang memang bernilai Luhur tersebut dengan seksama.
Datang mencoba beradaptasi, melihat orang-orang Nusantara yang senkretis, dan sangat sopan dengan tamunya, maka orang-orang Arab tersebut menjadi "Kere Munggah Bale" atau "Dikasih Hati Minta Jantung" besar kepala merasa diterima, dan terus mencoba untuk menguasai dengan berusaha menggeser nilai-nilai Budaya asli Nusantara, dan mencoba menghapus catatan Sejarah Nusantara.
Datang mencoba beradaptasi, melihat orang-orang Nusantara yang senkretis, dan sangat sopan dengan tamunya, maka orang-orang Arab tersebut menjadi "Kere Munggah Bale" atau "Dikasih Hati Minta Jantung" besar kepala merasa diterima, dan terus mencoba untuk menguasai dengan berusaha menggeser nilai-nilai Budaya asli Nusantara, dan mencoba menghapus catatan Sejarah Nusantara.
Sebagai selingan, mungkin kita dapat menyaksikan secara gamblang dengan menonton video di bawah ini... sebagai perbandingan adab mereka dengan adab orang-orang Nusantara yang masih asli, yang belum terpengaruh pada budaya Arab tersebut.
Bayangkan sudah pakai jilbab saja masih mau diperkosa oleh laki-laki Arab yang berseragam gamis, apalagi kalau mereka melihat wanita Indonesia yang memiliki paras yang ayu - seperti banyaknya cerita TKI kita di Arabsaudi.
Dengan melihat foto para Ratu Arab yang tidak berjilbab, dan kita bandingkan wanita-wanita di youtube tersebut yang memakai cadar. Secara singkat, pakaian itu dijadikan "Wanita-wanita Miskin" tersebut untuk melindungi dari pelecehan dan perkosaan nafsu-nafsu binatang orang-orang yang tidak mulia - jika dibanding dengan Pria-pria Nusantara yang lebih mulia keberadaannya.
Maaf dengan kata-kata "Wanita-wanita Miskin", karena para Ratu setiap berjalan pasti dilindungi oleh Bodyguard Profesional dengan gaji selangit yang tidak dapat dipenuhi oleh "Wanita-wanita Miskin" tersebut, jadi jelas Ratu-ratu tersebut berdandan dengan sebaik mungkin, karena mereka pasti terbebas dari percobaan Pelecehan Seksual, apalagi Perkosaan.
Apa kata KH. Said Aqil Siroj, bahwa kita jauh lebih baik, jauh lebih mulia dari mereka-mereka orang Timur Tengah, juga orang-orang Arab tentunya (red).
Berbanggalah jadi orang Indonesia, dan junjunglah setinggi-tingginya nilai-nilai Leluhur kita.
IG : @wartawaterkini
Sumber : Sate Jawa
Labels:
Art and Culture
Thanks for reading Jilbab bukan Ketentuan Agama part 2. Please share...!