Jakarta (WWT) - Untuk menggambarkan manusia yang Berbudi Pekerti memang sudah cukup sulit dicari pada saat ini, di seputar kita.
Ada artikel bagus yang menuturkan salah satu esesnsi dari Budi Prkerti (red) - Pelari Kenya Abel Mutai hanya beberapa meter saja dari garis finish, tetapi bingung dengan tanda-tanda.Dia berhenti, berpikir kalau dia telah menyelesaikan balapan.
Ada artikel bagus yang menuturkan salah satu esesnsi dari Budi Prkerti (red) - Pelari Kenya Abel Mutai hanya beberapa meter saja dari garis finish, tetapi bingung dengan tanda-tanda.Dia berhenti, berpikir kalau dia telah menyelesaikan balapan.
Seorang pelari Spanyol, Ivan Fernandez, berada tepat di belakangnya menyadari apa yang sedang terjadi. Dis berteriak kepada Kenya untuk terus berlari. Mutai tidak paham bahasa Spanyol dan tidak mengerti.
Menyadari apa yang sedang terjadi, Fernandez mendorong Mutai menuju kemenangan.
Seorang wartawan bertanya kepada Ivan, "Mengapa Anda melakukan ini?"
"Mimpi saya adalah bahwa suatu hari kita dapat memiliki semacam kehidupan komunitas di mana kita mendorong diri kita sendiri dan saling membantu untuk menang."
Reporter itu bersikeras, "Tapi mengapa Anda membiarkan orang Kenya menang?"
Ivan menjawab, "Aku tidak membiarkan dia menang, dia akan menang. Perlombaan ini adalah miliknya."
"Tapi Anda bisa menang!" Ivan memandangnya dan menjawab, "Tetapi apa arti kemenangan saya? Apa kehormatan medali ini? Bagaimana menurut ibu saya?"
Nilai-nilai ditransmisikan dari generasi ke generasi. Nilai-nilai apa yang kamu ajarkan kepada anak-anakmu dan seberapa besar kamu menginspirasi orang lain untuk berhasil? Sebagian besar dari kita mengambil keuntungan dari kelemahan orang daripada membantu memperkuatnya.
Mukidi - Soetantyo Moechlas
Kredit: Nii Ayikwei
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Budi Pekerti
Thanks for reading Budi Pekerti - Part 1. Please share...!