Jakarta (WWT) - Banyak orang dungu yang masih bela kapitalis barat, hingga rela mengorbankan agamanya jadi kuda tungganannya, alias bukan cara menyembah Tuhan YME (red).
*CHINA THREAT OR OPPORTUNITY*
by Zeng Wei Jian
World Bank menyatakan China hapus status "miskin" 800 juta orang dalam 40 tahun. Through its "untraditional path" of development. China nyabet Millennium Development Goals.
USA & Jepang sumber thesis "China threat". Australia adalah produser theory "Debt-trap diplomacy".
Samuel Huntington menambah faktor kultural di Buku "The clash of civilizations". Menurutnya, "The unholy alliance between Islamic and Confucian civilizations" merupakan ancaman paling fundamental to the West.
Aliansi Peradaban Islam & China disebut "Persekutuan Keparat". Keduanya jangan sampai bersatu.
"Africa loves China," kata Dr Mehari Taddele Maru, a scholar of peace and security, law and governance, strategy and management.
Rwandan President Paul Kagame menyatakan bantuan dan Chinese investment strategy merupakan sumber “deep transformation" di Afrika.
Western governments, seperti UK, USA dan France, menuduh China’s engagement in Africa sebagai "Second wave of colonialism". China disebut a spoiler of peace in oil-rich countries seperti Sudan & South Sudan. Penyokong rezim despotic di Gabon. A trade opportunist dan a massive polluter of the African environment.
Padahal The West hanya mengekstraksi Afrika selama 60 tahun. Ngga ada satu rel kereta cepat yang dibangun.
China presence in Africa mengubah landscape benua hitam. Mega project infrastructure pintu masuk modernisasi Afrika.
South African President Cyril Ramaphosa menyimpulkan masyarakat African “refutes the view that a new colonialism is taking hold in Africa as our detractors would have us believe.”
China tetap partner favorite Africa. Alasannya, China punya 4 daya tarik: Unconditional soft loans and access to capital; quick delivery of services and cheap goods; funding of peacekeeping; and an alternative development model.
Chinese soft loans membebaskan pemerintah African nations dari pressure global institutions seperti IMF dan World Bank yang memaksakan Western norms of accountability serta syarat reformasi politik. Structural adjustment yang dipaksakan ngga selalu serve the interest of Africans.
China-Kenya relationship berdasarkan 3 principle: Equality, Mutual Trust, Mutual Benefit.
Tahun 2016, trade China & Africa tembus $128 milyar. A drastic surge dari $1 milyar di tahun 1980.
At this moment, no government di Asian Pacific region mengadopsi a clear anti-China policy.
Kreasi "great coalition" India, Russia dan China menyamai kekuatan Amerika & Eropa yang disebut “Golden Billion” i.e. people are rich economically but demographically weak.
Relasi American-China rumit; "the sweet-and-sour Sino-American" relationship. Amerika takut kehilangan hegemonic status in the world politics.
Hubungan keduanya berotasi dari conflict, to confrontation, to competition and back to conflict. Ngga pernah akur & mesra.
Bagi Indonesia, China's rise artinya "Opportunity". Chinese card adalah alat ampuh tekan Amerika. Ga ada untungnya hubungan dengan Amerika. Exploitasi abadi. Penindasan & perang. Master and servant paradigm.
China presence pukul kepentingan Australia yang selalu ikut-campur dan obok-obok politik Indonesia.
Memainkan Konflik China-Amerika demi keuntungan Indonesia adalah sebuah seni-politik. Hanya orang dungu yang ngga mampu mengkapitalisasi Kebangkitan China yang ngga bisa dihentikan itu.
THE END
Sumber : Sate Jawa
Foto : Istimewa
Labels:
Mindsets
Thanks for reading Cara Orang Pintar Memandang China. Please share...!