Wanita Cantik di Mata Pria - Beautiful Woman in Men's Eyes
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
-->
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
Definisi rupawan di Nusantara: Cakep, Ayu, Cantik, dan Manis |
Salah Satu Produk Louis Vuitton yang Paling Dicari |
Arnault terlahir 5 Maret 1949, di Roubaix, Perancis, sebagai anak seorang pengusaha Jean Leon Arnault. Ayahnya memiliki sebuah perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.
Arnault diberkati ketajaman bisnis dari usia muda. Ia masuk ke Maxence Van Der Meersch High School di Roubaix. Setelah menyelesaikan sekolah, ia mengambl kuliah di École Polytechnique, dan lulus dengan gelar di bidang teknik pada 1971.
Setelah selesai kuliah, ia bergabung dengan bisnis teknik sipil ayahnya sebagai seorang insinyur, mulai merencanakan bagaimana caranya membuat perusahaan tumbuh, dan berekspansi.
Dengan ketajaman bisnisnya, pada 1976 ia meyakinkan ayahnya untuk melikuidasi divisi konstruksi perusahaan, dan berinvestasi dalam bisnis yang lebih menguntungkan.
Dari hasil likuidasi divisi konstruksi tersebut, mereka menerima 40 juta franc Prancis, yang kemudian all in dalam bisnis real estat, dan booming beberapa waktu kemudian, diikuti dengan mengganti nama perusahaan menjadi Ferinel, dan sebagai salah satu yang sangat sukses dalam spesialisasi di akomodasi liburan.B
Keberhasilannya, mengantarkan dirinya menjadi direktur pengembangan perusahaan pada 1974, dan tiga tahun kemudian diangkat sebagai CEO pada 1977, lalu menggantikan ayahnya pada 1979.
Sejak 1979 ia mulai mengakuisisi perusahaan lain dan menjadi pemilik merek bergengsi lainnya, seperti; Christian Dior dan department store Le Bon Marché.
Pada 1981, berkuasa Sosialis Prancis yang memaksa Arnault dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Di sana ia berhasil mengembangkan kondominium di Palm Beach Florida, sebagai cikalbakal ia mulai membangun cabang bisnis properti keluarganya di Amerika.
Kemudian pada 1983, skenario politik di Perancis berubah, dimana kaum Sosialis Perancis beralih ke ekonomi yang lebih konservatif. Saat itulah, Arnault memutuskan untuk pulang. Ia kemudian mengambil alih perusahaan tekstil, Boussac Saint-Freres, yang bangkrut, lalu membangun kerajaan tekstil yang terdiri beberapa bisnis, termasuk rumah couture dari Christian Dior.
Arnault bekerjasama dengan Antoine Bernheim, managing partner dari perusahaan investasi Lazard Freres yang mengatur pembiayaan untuk akuisisi Boussac.
Untuk membeli Boussac Saint-Freres sebesar USD80 juta, Arnault menginvestasikan USD15 juta, dan sisanya dibantu oleh Bernheim.
Setelah akuisisi tersebut, Arnault menjual sebagian besar aset perusahaan, dan hanya mempertahankan merek Christian Dior dan Le Bon Marché. Dengan menjual sebagian besar aset Boussac, Arnault memperoleh USD400 juta dalam prosesnya.
Pada 1987, ia diundang untuk berinvestasi di LVMH oleh ketua perusahaan, Henri Racamier. Arnault memilih untuk berinvestasi melalui usaha patungan dengan Guinness PLC untuk mengambil 24% saham LVMH ini.
Dalam beberapa tahun berikutnya, ia terus membeli lebih banyak saham di perusahaan tersebut, hingga menghabiskan beberapa ratus juta dolar dalam prosesnya.
Pada Januari 1989, Arnault berhasil mendapatkan kontrol atas 43,5% atas saham LVMH dengan 35% hak suara, dan dengan suara bulat, akhirnya ia terpilih menjadi ketua dewan manajemen eksekutif.
Baca juga : Apakah Rejeki Hari Lahir Anda sama dengan Hari Lahir Bernard Arnault...... #contentkeren
Setelah mengambil alih LVMH, ia mengganti beberapa eksekutif puncak perusahaan, dan memilih untuk merekrut bakat baru untuk merevitalisasi perusahaan.
Arnault yang dikenal bertangan dingin itu, sering memberikan tugas yang sulit, ia pun sering merotasi karyawan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Dengan ambisinya, ia mengatur pelaksanaan rencana untuk pertumbuhan, dan perluasan bisnis dengan mengakuisisi beberapa perusahaan lain selama 1990-an, termasuk perusahaan parfum Guerlain (1994), Loewe (1996), Marc Jacobs (1997), Sephora (1997), dan Thomas Pink (1999).
Pengambilalihan konglomerasi LVMH ini merupakan salah satu rencana ambisius dirinya. Disinilah ia menampilkan determinasi dan tangan dinginnya, dalam mengakusisi secara sistematis, serta perhitungan yang sangat matang.
Integrasi kesuksesan inilah yang telah membuat merek aspiratif terkenal, dan mengilhami beberapa perusahaan mode lain di seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama, dengan apa yang telah dilakukan oleh Bernard Jean Étienne Arnault.
Salah Satu Produk Louis Vuitton yang Paling Dicari |
Arnault terlahir 5 Maret 1949, di Roubaix, Perancis, sebagai anak seorang pengusaha Jean Leon Arnault. Ayahnya memiliki sebuah perusahaan teknik sipil, Ferret-Savinel.
Arnault diberkati ketajaman bisnis dari usia muda. Ia masuk ke Maxence Van Der Meersch High School di Roubaix. Setelah menyelesaikan sekolah, ia mengambl kuliah di École Polytechnique, dan lulus dengan gelar di bidang teknik pada 1971.
Setelah selesai kuliah, ia bergabung dengan bisnis teknik sipil ayahnya sebagai seorang insinyur, mulai merencanakan bagaimana caranya membuat perusahaan tumbuh, dan berekspansi.
Dengan ketajaman bisnisnya, pada 1976 ia meyakinkan ayahnya untuk melikuidasi divisi konstruksi perusahaan, dan berinvestasi dalam bisnis yang lebih menguntungkan.
Dari hasil likuidasi divisi konstruksi tersebut, mereka menerima 40 juta franc Prancis, yang kemudian all in dalam bisnis real estat, dan booming beberapa waktu kemudian, diikuti dengan mengganti nama perusahaan menjadi Ferinel, dan sebagai salah satu yang sangat sukses dalam spesialisasi di akomodasi liburan.B
Keberhasilannya, mengantarkan dirinya menjadi direktur pengembangan perusahaan pada 1974, dan tiga tahun kemudian diangkat sebagai CEO pada 1977, lalu menggantikan ayahnya pada 1979.
Sejak 1979 ia mulai mengakuisisi perusahaan lain dan menjadi pemilik merek bergengsi lainnya, seperti; Christian Dior dan department store Le Bon Marché.
Pada 1981, berkuasa Sosialis Prancis yang memaksa Arnault dan keluarganya pindah ke Amerika Serikat. Di sana ia berhasil mengembangkan kondominium di Palm Beach Florida, sebagai cikalbakal ia mulai membangun cabang bisnis properti keluarganya di Amerika.
Kemudian pada 1983, skenario politik di Perancis berubah, dimana kaum Sosialis Perancis beralih ke ekonomi yang lebih konservatif. Saat itulah, Arnault memutuskan untuk pulang. Ia kemudian mengambil alih perusahaan tekstil, Boussac Saint-Freres, yang bangkrut, lalu membangun kerajaan tekstil yang terdiri beberapa bisnis, termasuk rumah couture dari Christian Dior.
Arnault bekerjasama dengan Antoine Bernheim, managing partner dari perusahaan investasi Lazard Freres yang mengatur pembiayaan untuk akuisisi Boussac.
Untuk membeli Boussac Saint-Freres sebesar USD80 juta, Arnault menginvestasikan USD15 juta, dan sisanya dibantu oleh Bernheim.
Setelah akuisisi tersebut, Arnault menjual sebagian besar aset perusahaan, dan hanya mempertahankan merek Christian Dior dan Le Bon Marché. Dengan menjual sebagian besar aset Boussac, Arnault memperoleh USD400 juta dalam prosesnya.
Pada 1987, ia diundang untuk berinvestasi di LVMH oleh ketua perusahaan, Henri Racamier. Arnault memilih untuk berinvestasi melalui usaha patungan dengan Guinness PLC untuk mengambil 24% saham LVMH ini.
Dalam beberapa tahun berikutnya, ia terus membeli lebih banyak saham di perusahaan tersebut, hingga menghabiskan beberapa ratus juta dolar dalam prosesnya.
Pada Januari 1989, Arnault berhasil mendapatkan kontrol atas 43,5% atas saham LVMH dengan 35% hak suara, dan dengan suara bulat, akhirnya ia terpilih menjadi ketua dewan manajemen eksekutif.
Baca juga : Apakah Rejeki Hari Lahir Anda sama dengan Hari Lahir Bernard Arnault...... #contentkeren
Setelah mengambil alih LVMH, ia mengganti beberapa eksekutif puncak perusahaan, dan memilih untuk merekrut bakat baru untuk merevitalisasi perusahaan.
Arnault yang dikenal bertangan dingin itu, sering memberikan tugas yang sulit, ia pun sering merotasi karyawan yang tidak sesuai dengan harapannya.
Dengan ambisinya, ia mengatur pelaksanaan rencana untuk pertumbuhan, dan perluasan bisnis dengan mengakuisisi beberapa perusahaan lain selama 1990-an, termasuk perusahaan parfum Guerlain (1994), Loewe (1996), Marc Jacobs (1997), Sephora (1997), dan Thomas Pink (1999).
Pengambilalihan konglomerasi LVMH ini merupakan salah satu rencana ambisius dirinya. Disinilah ia menampilkan determinasi dan tangan dinginnya, dalam mengakusisi secara sistematis, serta perhitungan yang sangat matang.
Integrasi kesuksesan inilah yang telah membuat merek aspiratif terkenal, dan mengilhami beberapa perusahaan mode lain di seluruh dunia untuk melakukan hal yang sama, dengan apa yang telah dilakukan oleh Bernard Jean Étienne Arnault.
Hidroponik Rumahan Sederhana |
Hidroponik Rumahan Sederhana |
Wanita Arab di Pantai |
Wanita Arab di Pantai |
Saat Randi memulai acara |
Pembicara ternyata tidak langsung menjawab pada pertanyaan tersebut, tetapi menjelaskan tujuan utama FWB itu sendiri.
Menurut narasumber FWB itu ujung² nya pasti Hubungan Seksual. Jadi ia menjelaskan esensi dari Hubungan seksual dari sudut pandangnya, yakni; Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran yang paling pertama hadir di muka bumi ini, dan yang paling esensial, paling lengkap, serta paling sensasional, yang masih terus akan berlaku sensasinya sampai akhir zaman.
Jadi wajar kalau semua orang tidak hanya menyukai, tapi juga membutuhkan Hubungan Seksual tersebut.
Setiap dua orang yang melakukan Hubungan Seksual, pasti berharap dengan klimaks yang berkualitas, dari Orgasme bagi wanita, dan Ejakulasi bagi sang pria.
atau
Keduanya menyetujui untuk menjalani FWB, yang esensinya mereka bisa melakukan Hubungan Seksual tanpa ikatan, dan tanpa harus merasa sebagai teman intim yang sebenarnya.
atau
Singkatnya, Berhubungan Seksual Tanpa Komitmen.
Beberapa Istilah
Istilah yang tepat buat Hubungan Seksual dalam FWB adalah Having Sex, bukan Make Love
Penyelenggaraan FWB mereka sebut Staycation.
Teman tapi Intim
FWB Secara Psikologis
Seperti yang saya sudah katakan di atas, Hubunhan seksual itu, tidak hanya disukai tapi juga sangat dibutuhkan bagi Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran, menghadapi kehidupan yang penuh stress seperti sekarang ini.
Olehkarenanya FWB secara psikologis, menjawab pertanyaan di atas, sebagai solusi, cara cepat menuju Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran tanpa ikatan sakral yang kita sebut sebagai "Lembaga Perkawinan".
Pertanyaan Kedua, "Masalahnya, pacaran membuat kebebasan individu menjadi terkekang, sehingga sulit bagi mereka yang sedang menjalani hubungan tersebut, untuk menjadi dirinya sendiri. Padahal secara mendasar kita jatuh cinta pada seorang lelaki, atau pada seorang perempuan, karena jati diri orang tersebut yang berbeda dengan kita. Tapi lantas mengapa kita tiba-tiba ingin membuat orang tersebut, jadi seperti yang kita inginkan dan bukan menjadi dirinya sendiri?"
Secara umum dan masih berlaku hingga kini, Pacaran adalah alat untuk mengenal satu sama lainnya, dalam rangka menuju hidup bersama ke jenjang Pernikahan, untuk membentuk Lembaga Perkawinan yang sakral itu.
Olehkarenanya wajar, mereka yang berkomitmen untuk berpacaran, harus saling mencoba mengadaptasikan prilaku mereka, dalam berinteraksi antara mereka berdua. Sehingga terasa ada ikatan yang merubah diri mereka berdua dalam berprilaku.
Sepertinya pertanyaannya, menjurus pada adanya salah satu pihak yang egois, dan ingin menguasai lawan jenisnya, tapi bukankah pada proses beradaptasi itu, masing² harus mengurangi egonya sendiri, agar terjadi kesepakatan tidak tertulis, yang mengikat satu sama lainnya.
Secara pengertian umum, pacaran adalah proses untuk menuju pelegalan secara luas, Hubungan Seksual pasangan tersebut, di dalam masyarakat, dalam bentuk Lembaga Pernikahan atau Lembaga Rumah Tangga
Bedanya dengan FWB
Hubungan pasangan FWB hanya cukup disetujui oleh kedua pelaku FWB saja. Tidak dalam bentuk Lembaga Rumah Tangga.
Tapi dalam bentuk Lembaga Staycation hahaha
Yang ujung²nya hanya pada masalah Hubungan Seksual lagi, iya khan hahaha
Pertanyaan Ketiga, "Kerap kali orang memilih FWB ini karena menurut mereka kadar stress, dalam hubungan FWB lebih rendah, dan lebih membebaskan, gimana tanggapannya secara psikologis?"
Mungkin untuk menjawab ini, kita perlu tahu dulu, fungsi Hubungan Seksual, antara lain :
Memilih FWB untuk Menghindari Stress, masuk akal juga, karena dengan FWB, orang dapat melakukan Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran, yang notabene dapat menghilangkan stress itu sendiri, apalagi tanpa ikatan apapun.
Karena konsepnya khan Berkomitmen untuk Tidak Berkomitmen, maka tidak ada yang harus Bertanggung Jawab dalam FWB tersebut.
Sementara Tanggung Jawab dalam Berumah Tangga adalah beban yang paling utama, dari hubungan Pria Wanita yang menikah.
Jadi FWB bisa saja merupakan jalan keluar yang menguntungkan sekaligus merugikan.
Keuntungan
Aman dari penyakit kelamin, ketimbang yang pria pakai PSK, atau yang wanita pakai Gigolo
Aman dari pengeluaran uang, karena tidak memakai jasa PSK atau jasa Gigolo yang berbayar
Kerugian
Jika salah satu baper tidak memegang Komitmen FWB, "Berkomitmen untuk tidak Berkomitmen"
Salah satu ada yang hanya pura² ingin ber-FWB, padahal ingin benefit yang lain, menuduh si pria menghamilinya, padahal si wanita sudah hamil oleh pria lain, misalnya.
Yang lebih esensial, sampai kapan hubungan seksual yang sebenarnya suci ini, dan sebagai sarana dalam mereproduksi keturunan, hanya dijadikan "games" semata.
Momen para MC Menyimpulkan Jawaban² dari Pembicara |
Curhat antar Lawan Jenis itu, pada umumnya PDKT untuk pacaran, yang paling tidak nantinya ada kemesraan, pegang tangan, ciuman bibir, kalau tidak tahan, berakhir pula pada Hubungan Seksual yang berjudul Make Love.
Itu dulu
Kalau sekarang
Curhat antar Lawan Jenis, bagi yang sudah paham FWB, tidak ada basa-basi pegangan tangan, tapi "direct to the point".
"Seperti pada awal saya sudah katakan, bahwa Hubungan Seksual Tanpa Komitmen itulah yang menjadi Tujuan FWB, apapun bridging nya ya menuju Kesepakatan FWB."
Pertanyaan Kelima, "Mengapa FWB ini bisa lebih mudah dilakukan? Hal ini bisa dilihat dari beberapa akun base di sosmed seperti twitter, mereka satu sama lain belum mengenal, dan beberapa orang mayoritas dengan cepatnya menerima untuk langsung berhubungan seksual. Berhubungan seksual ini kan sifatnya intim, faktor apa yang memudahkan seseorang melakukan dengan waktu cepat akan hal itu? Diluar dari konteks bermain dengan PSK, Gadun dan semacamnya. Apakah hal ini dikarenakan ada kaitannya dengan faktor psikologis seseorang?"
Saat Tempat Transaksi Seksual itu ada Wadahnya, maka masing² pihak tidak lagi akan canggung, untuk langsung mengutarakan niat mereka.
Persis seperti di tempat Prostitusi saja, meskipun mereka tidak berpredikat PSK atau Gigolo, tapi yang datang ke base tersebut adalah orang² yang memiliki pemahaman yang sama, mengenai fungsi base tersebut. Jadi mereka pasti sama² ingin cari pasangan untuk Having Sex, dan antara wanita dan pria yang masuk ke base tersebut, sudah tidak perlu pakai basa-basi lagi untuk bertransaksi sex tanpa uang tersebut.
Pertanyaan Keenam, "Bisa dilihat juga dari beberapa kasus ditemukan, terdapat anak dibawah umur yang melakukan FWB ini, dengan benefits yang mereka lakukan itu melakukan hubungan seksual. Padahal mereka sendiri juga belum sepenuhnya membutuhkan benefits yang seperti ini, Mungkin kalau yang membutuhkan kebutuhan biologis seperti itu seharusnya memungkinkan orang yang sudah menikah namun bercerai atau haus kasih sayang gitu. Anak dibawah umur ini nikah juga belum, itu tanggapan nya seperti apa?"
Sebenarnya yang namanya rasa orgasme itu sudah dialami sejak kecil. Memang bukan Orgasme Hubungan Seksual.
Seperti BAB yang lancar misalnya, dapat memberikan kepuasan orgasmik yang disebut 'Poo-Phoria'
Dan hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh para ilmuwan dari Princeton University di New Jersey.
Menariknya lagi, kepuasan tersebut bersifat adiktif, atau menyebabkan ketagihan. Persis Orgasme Seksual, yang adiktif, atau bikin ketagihan.
Jadi ibaratnya si anak kecil ini sudah dapat menikmati Teh Manis, kelak dia pun ingin merasakan nikmatnya Kopi Manis...
Jadi mulai sekarang, pengelola Cafe, harus waspada, kalau ada anak dibawah umur yang berkunjung, dan pesan Kopi, jangan² mereka FWB Bocah Hahahahaha
Dan mulailah Sesi Tanya Jawab yang seru, yang banyak harus kami sensor. (EW)
Artikel ini pernah tayang di www.pasutri.web.id
Pembicara
Twitter : @pasutri - IG : @igpasutri - www.pasutri.web.id
Sumber : Penulis Kesetaraan Gender dari Sisi Pria
Foto : Parsjay
Saat Randi memulai acara |
Pembicara ternyata tidak langsung menjawab pada pertanyaan tersebut, tetapi menjelaskan tujuan utama FWB itu sendiri.
Menurut narasumber FWB itu ujung² nya pasti Hubungan Seksual. Jadi ia menjelaskan esensi dari Hubungan seksual dari sudut pandangnya, yakni; Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran yang paling pertama hadir di muka bumi ini, dan yang paling esensial, paling lengkap, serta paling sensasional, yang masih terus akan berlaku sensasinya sampai akhir zaman.
Jadi wajar kalau semua orang tidak hanya menyukai, tapi juga membutuhkan Hubungan Seksual tersebut.
Setiap dua orang yang melakukan Hubungan Seksual, pasti berharap dengan klimaks yang berkualitas, dari Orgasme bagi wanita, dan Ejakulasi bagi sang pria.
atau
Keduanya menyetujui untuk menjalani FWB, yang esensinya mereka bisa melakukan Hubungan Seksual tanpa ikatan, dan tanpa harus merasa sebagai teman intim yang sebenarnya.
atau
Singkatnya, Berhubungan Seksual Tanpa Komitmen.
Beberapa Istilah
Istilah yang tepat buat Hubungan Seksual dalam FWB adalah Having Sex, bukan Make Love
Penyelenggaraan FWB mereka sebut Staycation.
Teman tapi Intim
FWB Secara Psikologis
Seperti yang saya sudah katakan di atas, Hubunhan seksual itu, tidak hanya disukai tapi juga sangat dibutuhkan bagi Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran, menghadapi kehidupan yang penuh stress seperti sekarang ini.
Olehkarenanya FWB secara psikologis, menjawab pertanyaan di atas, sebagai solusi, cara cepat menuju Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran tanpa ikatan sakral yang kita sebut sebagai "Lembaga Perkawinan".
Pertanyaan Kedua, "Masalahnya, pacaran membuat kebebasan individu menjadi terkekang, sehingga sulit bagi mereka yang sedang menjalani hubungan tersebut, untuk menjadi dirinya sendiri. Padahal secara mendasar kita jatuh cinta pada seorang lelaki, atau pada seorang perempuan, karena jati diri orang tersebut yang berbeda dengan kita. Tapi lantas mengapa kita tiba-tiba ingin membuat orang tersebut, jadi seperti yang kita inginkan dan bukan menjadi dirinya sendiri?"
Secara umum dan masih berlaku hingga kini, Pacaran adalah alat untuk mengenal satu sama lainnya, dalam rangka menuju hidup bersama ke jenjang Pernikahan, untuk membentuk Lembaga Perkawinan yang sakral itu.
Olehkarenanya wajar, mereka yang berkomitmen untuk berpacaran, harus saling mencoba mengadaptasikan prilaku mereka, dalam berinteraksi antara mereka berdua. Sehingga terasa ada ikatan yang merubah diri mereka berdua dalam berprilaku.
Sepertinya pertanyaannya, menjurus pada adanya salah satu pihak yang egois, dan ingin menguasai lawan jenisnya, tapi bukankah pada proses beradaptasi itu, masing² harus mengurangi egonya sendiri, agar terjadi kesepakatan tidak tertulis, yang mengikat satu sama lainnya.
Secara pengertian umum, pacaran adalah proses untuk menuju pelegalan secara luas, Hubungan Seksual pasangan tersebut, di dalam masyarakat, dalam bentuk Lembaga Pernikahan atau Lembaga Rumah Tangga
Bedanya dengan FWB
Hubungan pasangan FWB hanya cukup disetujui oleh kedua pelaku FWB saja. Tidak dalam bentuk Lembaga Rumah Tangga.
Tapi dalam bentuk Lembaga Staycation hahaha
Yang ujung²nya hanya pada masalah Hubungan Seksual lagi, iya khan hahaha
Pertanyaan Ketiga, "Kerap kali orang memilih FWB ini karena menurut mereka kadar stress, dalam hubungan FWB lebih rendah, dan lebih membebaskan, gimana tanggapannya secara psikologis?"
Mungkin untuk menjawab ini, kita perlu tahu dulu, fungsi Hubungan Seksual, antara lain :
Memilih FWB untuk Menghindari Stress, masuk akal juga, karena dengan FWB, orang dapat melakukan Aktivitas Rekreasi Lahir Bathin dan Pikiran, yang notabene dapat menghilangkan stress itu sendiri, apalagi tanpa ikatan apapun.
Karena konsepnya khan Berkomitmen untuk Tidak Berkomitmen, maka tidak ada yang harus Bertanggung Jawab dalam FWB tersebut.
Sementara Tanggung Jawab dalam Berumah Tangga adalah beban yang paling utama, dari hubungan Pria Wanita yang menikah.
Jadi FWB bisa saja merupakan jalan keluar yang menguntungkan sekaligus merugikan.
Keuntungan
Aman dari penyakit kelamin, ketimbang yang pria pakai PSK, atau yang wanita pakai Gigolo
Aman dari pengeluaran uang, karena tidak memakai jasa PSK atau jasa Gigolo yang berbayar
Kerugian
Jika salah satu baper tidak memegang Komitmen FWB, "Berkomitmen untuk tidak Berkomitmen"
Salah satu ada yang hanya pura² ingin ber-FWB, padahal ingin benefit yang lain, menuduh si pria menghamilinya, padahal si wanita sudah hamil oleh pria lain, misalnya.
Yang lebih esensial, sampai kapan hubungan seksual yang sebenarnya suci ini, dan sebagai sarana dalam mereproduksi keturunan, hanya dijadikan "games" semata.
Momen para MC Menyimpulkan Jawaban² dari Pembicara |
Curhat antar Lawan Jenis itu, pada umumnya PDKT untuk pacaran, yang paling tidak nantinya ada kemesraan, pegang tangan, ciuman bibir, kalau tidak tahan, berakhir pula pada Hubungan Seksual yang berjudul Make Love.
Itu dulu
Kalau sekarang
Curhat antar Lawan Jenis, bagi yang sudah paham FWB, tidak ada basa-basi pegangan tangan, tapi "direct to the point".
"Seperti pada awal saya sudah katakan, bahwa Hubungan Seksual Tanpa Komitmen itulah yang menjadi Tujuan FWB, apapun bridging nya ya menuju Kesepakatan FWB."
Pertanyaan Kelima, "Mengapa FWB ini bisa lebih mudah dilakukan? Hal ini bisa dilihat dari beberapa akun base di sosmed seperti twitter, mereka satu sama lain belum mengenal, dan beberapa orang mayoritas dengan cepatnya menerima untuk langsung berhubungan seksual. Berhubungan seksual ini kan sifatnya intim, faktor apa yang memudahkan seseorang melakukan dengan waktu cepat akan hal itu? Diluar dari konteks bermain dengan PSK, Gadun dan semacamnya. Apakah hal ini dikarenakan ada kaitannya dengan faktor psikologis seseorang?"
Saat Tempat Transaksi Seksual itu ada Wadahnya, maka masing² pihak tidak lagi akan canggung, untuk langsung mengutarakan niat mereka.
Persis seperti di tempat Prostitusi saja, meskipun mereka tidak berpredikat PSK atau Gigolo, tapi yang datang ke base tersebut adalah orang² yang memiliki pemahaman yang sama, mengenai fungsi base tersebut. Jadi mereka pasti sama² ingin cari pasangan untuk Having Sex, dan antara wanita dan pria yang masuk ke base tersebut, sudah tidak perlu pakai basa-basi lagi untuk bertransaksi sex tanpa uang tersebut.
Pertanyaan Keenam, "Bisa dilihat juga dari beberapa kasus ditemukan, terdapat anak dibawah umur yang melakukan FWB ini, dengan benefits yang mereka lakukan itu melakukan hubungan seksual. Padahal mereka sendiri juga belum sepenuhnya membutuhkan benefits yang seperti ini, Mungkin kalau yang membutuhkan kebutuhan biologis seperti itu seharusnya memungkinkan orang yang sudah menikah namun bercerai atau haus kasih sayang gitu. Anak dibawah umur ini nikah juga belum, itu tanggapan nya seperti apa?"
Sebenarnya yang namanya rasa orgasme itu sudah dialami sejak kecil. Memang bukan Orgasme Hubungan Seksual.
Seperti BAB yang lancar misalnya, dapat memberikan kepuasan orgasmik yang disebut 'Poo-Phoria'
Dan hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh para ilmuwan dari Princeton University di New Jersey.
Menariknya lagi, kepuasan tersebut bersifat adiktif, atau menyebabkan ketagihan. Persis Orgasme Seksual, yang adiktif, atau bikin ketagihan.
Jadi ibaratnya si anak kecil ini sudah dapat menikmati Teh Manis, kelak dia pun ingin merasakan nikmatnya Kopi Manis...
Jadi mulai sekarang, pengelola Cafe, harus waspada, kalau ada anak dibawah umur yang berkunjung, dan pesan Kopi, jangan² mereka FWB Bocah Hahahahaha
Dan mulailah Sesi Tanya Jawab yang seru, yang banyak harus kami sensor. (EW)
Artikel ini pernah tayang di www.pasutri.web.id
Pembicara
Twitter : @pasutri - IG : @igpasutri - www.pasutri.web.id
Sumber : Penulis Kesetaraan Gender dari Sisi Pria
Foto : Parsjay